2. Risiko Likuidasi
Risiko selanjutnya adalah likuidiasi, pencairan reksa dana tidak secepat pencairan saham. Diperlukan selang waktu beberapa hari hingga bank kustodian mentransfer hasil penjualan ke RDN investor.
3. Mismanajemen
Risiko lain yang harus dipertimbangkan adalah kesalahan atau kegagalan manajer investasi dalam mengelola dana investor. Manajer investasi masih berpeluang untuk salah ambil keputusan dan mengakibatkan nilai portofolionya memburuk, dan pada akhirnya Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unitnya menurun.
Untuk menghindari kerugian pada investasi reksa dana, investor harus memilih jenis reksa dana sesuai dengan profil risikonya. Sebab tiap jenis reksa dana memiliki portofolio aset yang tingkat risikonya berbeda satu sama lain.
Reksa dana pasar uang contohnya, adalah reksa dana yang mayoritas dana kelolaannya ditempatkan pada instrumen pasar uang seperti deposito dan surat utang yang jatuh temponya singkat (1 tahun).
Reksa dana pasar uang cocok bagi investor dengan profil risiko konservatif. Profil risiko konservatif berarti investor memiliki toleransi yang rendah terhadap peluang kerugian. Max drawdown (penurunan maksimum dari nilai tertinggi ke terendah) reksa dana pasar uang dalam lima tahun terbilang rendah, yakni 1-2 persen saja.