Sebab para investor ‘big money’ yang memiliki modal besar, membeli dan menjual sahamnya di Indonesia sesuai pertimbangannya atas pergerakan kondisi perekonomian dan pasar saham global.
Saham-saham komoditas dalam negeri juga dapat terpengaruh oleh pergerakan harga komoditas global, yang notabene juga terpengaruh oleh kondisi ekonomi serta geopolitik secara global.
Sementara reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap dapat terpengaruh oleh kebijakan moneter terkait perubahan suku bunga acuan. Jika investor berekspektasi suku bunga acuan bakal dinaikkan, harga obligasi berpeluang turun.
Sehingga, kondisi perekonomian dan pasar saham global lebih berpengaruh pada kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran, karena di dalamnya terdapat saham-saham yang pergerakan harganya dapat terpengaruh kondisi global.
Melansir Fima (11/4), reksa dana campuran rentan terhadap fluktuasi pasar. Namun dampaknya terhadap kinerja bergantung pada proporsi saham dalam portofolionya. Sementara reksa dana saham berpeluang besar paling terdampak pasar global.