IDXChannel - Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman buka suara terkait rencana Amerika Serikat (AS) menggunakan cadangan minyaknya untuk manipulasi pasar. Menurut dia, cadangan minyak harusnya dipakai untuk mengatasi kekurangan pasokan.
Dia berasalan, penggunaan cadangan minyak saat ini bisa berdampak di masa mendatang. "Tugas saya untuk menjelaskan bahwa kehilangan stok darurat mungkin menyakitkan di bulan-bulan mendatang," katanya dalam konferensi Future Initiative Investment (FII) di Riyadh, dikutip dari Reuters pada Selasa (25/10/2022).
Presiden AS Joe Biden sebelumnya mengumumkan rencana untuk menjual sisa cadangan minyak darurat negara tersebut pada akhir tahun. Untuk menjalankan kebijakan tersebut, dia memerintahkan untuk mengisi kembali cadangan minyak untuk meredam harga bensin yang tinggi menjelang pemilihan paruh waktu pada 8 November.
Biden berusaha menambah pasokan yang cukup untuk mencegah lonjakan harga minyak jangka pendek yang bisa berdampak pada warga Amerika. Dia meyakinkan perusahaan minyak AS bahwa pemerintah akan memasuki pasar sebagai pembeli jika harga jatuh terlalu rendah.
Dia mengatakan 15 juta barel minyak akan ditawarkan dari Strategic Petroleum Reserve (SPR) - bagian dari rekor pelepasan 180 juta barel yang dimulai pada Mei, dan menambahkan Amerika Serikat siap untuk memanfaatkan cadangan lagi awal tahun depan untuk mengendalikannya. harga.
“Kami menyebutnya sebagai rencana siap dan rilis,” kata Biden di sebuah acara Gedung Putih. “Ini memungkinkan kami bergerak cepat untuk mencegah lonjakan harga minyak dan menanggapi peristiwa internasional.”
Penggunaan cadangan minyak AS oleh Biden untuk mengelola lonjakan harga minyak dan upaya untuk meningkatkan produksi AS menggarisbawahi bagaimana krisis dan inflasi Ukraina telah mengubah kebijakan seorang presiden yang saat mulai menjabat berjanji untuk memotong ketergantungan AS pada industri bahan bakar fosil.