IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah tipis di level 7.303 pagi ini (14/11/2024). Pergerakan IHSG senada dengan mayoritas Bursa Asia yang sideways dengan kecenderungan melemah.
Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin mengatakan, pergerakan IHSG hari ini dipengaruhi terhentinya tren penurunan inflasi di Amerika Serikat (AS). Inflasi inti maupun inflasi secara keseluruhan bulanan (MoM) di AS cukup stabil.
Namun, inflasi keseluruhan secara tahunan (YoY) mengalami kenaikan menjadi 2,6 persen dari posisi sebelumnya di September sebesar 2,4 persen.
Data inflasi AS tersebut direspons dengan kenaikan tipis imbal hasil US Treasury 10 tahun di level 4,47 persen dan akan memberikan tekanan lanjutan pada Rupiah. Pagi ini, mata uang Garuda ditransaksikan melemah di level Rp15.795 per USD.
"Meskipun masih dibayangi tekanan, pasar saham masih berpeluang menguat secara teknikal. IHSG diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 7.250 hingga 7.350," kata Gunawan dalam analisisnya, Kamis (14/11/2024).
Sementara itu, Rupiah akan berkonsolidasi terlebih dahulu di level psikologis Rp15.800.
Setelah rilis data inflasi AS, fokus pelaku pasar akan kembali tertuju pada data inflasi di level produsen dan data klaim pengangguran mingguan AS.
"Inflasi produsen AS diproyeksi mengalami kenaikan, sehingga kembali mengikis kemungkinan pemangkasan bunga acuan The Fed dalam waktu dekat," ujar Gunawan.
"Hal ini kian memupuk kepercayaan pasar, bahwa The Fed ke depan (2025) akan lebih bernada hawkish dibandingkan dengan kebijakan hingga tutup tahun ini," katanya.
Di sisi lain, harga emas melemah ke level USD2.566 per ons troy pada perdagangan pagi ini. Harga emas melemah setelah rilis data inflasi AS yang menunjukan bahwa kemungkinan pemangkasan bunga acuan The Fed memudar.
(Fiki Ariyanti)