sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Arah Wall Street Pekan Depan: Investor Pantau Sinyal The Fed di Jackson Hole

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
17/08/2025 13:41 WIB
Wall Street akan menyoroti pertemuan tahunan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), di Jackson Hole, Wyoming pada pekan depan.
Arah Wall Street Pekan Depan: Investor Pantau Sinyal The Fed di Jackson Hole. (Foto: AP Photo)
Arah Wall Street Pekan Depan: Investor Pantau Sinyal The Fed di Jackson Hole. (Foto: AP Photo)

IDXChannelInvestor pasar modal Amerika Serikat (AS) atau Wall Street akan menyoroti pertemuan tahunan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), di Jackson Hole, Wyoming pada pekan depan.

Pada pertemuan itu, para pembuat kebijakan The Fed berkumpul membahas arah kebijakan moneter. Investor menunggu petunjuk mengenai jalur penurunan suku bunga yang berpotensi mendorong indeks saham ke rekor baru.

Pertemuan tahun ini berlangsung setelah data inflasi konsumen dan produsen menunjukkan sinyal yang beragam menyusuk ketahanan ekonomi di tengah tarif impor Presiden AS Donald Trump.

Hingga akhir pekan ini, ketiga indeks wall street ditutup beragam. Dow Jones Industrial Average naik 0,08 persen ke 44.946,12, S&P 500 melemah 0,29 persen ke 6.449, dan Nasdaq koreksi 0,40 persen ke 21.622,98.

Akhir pekan depan, Gubernur The Fed Jerome Powell dijadwalkan menyampaikan pidato setelah sepekan relatif minim rilis data.

Pasar masih memperkirakan Federal Open Market Committee (FOMC) Fed akan memangkas suku bunga setidaknya dua kali lagi pada tahun ini, termasuk pemangkasan pertama pada pertemuan pertengahan September.

Harapan ini telah mengangkat indeks saham utama AS ke level tertinggi baru dalam beberapa pekan terakhir.

Sektor-sektor yang sensitif terhadap biaya pinjaman rendah menjadi pendorong utama reli, termasuk emiten properti dan material.

Saham properti seperti PulteGroup, Lennar, dan D.R. Horton tercatat naik antara 4,2 persen hingga 8,8 persen dalam sepekan terakhir, jauh melampaui kenaikan 1 persen indeks S&P 500.

Namun, reli tersebut masih bergantung pada tren suku bunga. Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun baru-baru ini memunculkan keraguan apakah tren penurunan bunga kredit akan berlanjut.

 
Setiap indikasi dari Powell yang lebih menekankan risiko inflasi dapat memicu koreksi pasar, melansir Investing, Minggu (17/8/2025).

Para analis menilai Powell harus berhati-hati menyeimbangkan pernyataannya. Sikap terlalu dovish berisiko menimbulkan kekhawatiran bahwa ekonomi membutuhkan stimulus besar, sementara pernyataan terlalu hawkish berpotensi mengguncang reli saham yang sudah terjadi.

Selain itu, berakhirnya musim laporan keuangan kuartal II dan turunnya indeks volatilitas CBOE ke level terendah tahun ini membuat pasar semakin sensitif terhadap pidato Powell.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement