IDXChannel - PT Astra International Tbk (ASII) memastikan bisnisnya tetap berjalan baik meskipun nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah.
Direktur PT Astra International Tbk (ASII) sekaligus Director In Charge Astra Financial Suparno Djasmin mengaku tidak khawatir dengan depresiasi mata uang Rupiah terhadap dolar AS. Sebab, pinjaman yang dikantongi perusahaan bersifat jangka panjang, sehingga melemahnya Rupiah saat ini tidak begitu dirasakan.
“Dari mitigasi kami terhadap eksposur mata uang, kita semua pinjaman kami itu adalah jangka panjang, jadi kita tidak khawatir mengenai hal itu,” ujar Suparno saat ditemui di Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/6/2024).
Meski begitu, kata dia, perseroan tetap memperhatikan dampak dari perkasanya dolar AS terhadap situasi makro ekonomi nasional. Sebab, hal ini bisa memicu inflasi dan suku bunga.
“Hanya yang kita perhatikan dampaknya dengan ini, nanti mungkin apakah memicu inflasi dan dampaknya suku bunga gimana? Mungkin itu yang kita mencoba memperhatikan hal itu,” kata dia.
Namun, dia meyakini, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sudah menyiapkan sejumllah kebijakan moneter dan fiskal untuk menggerakkan perekonomian.
“Jadi dengan dolar yang naik, itu kan berkaitan dengan masalah inflasi, juga suka bunga, jadi menyikapinya dengan memperhatikan bagaimana dampaknya terhadap bisnis yang sampai hari ini. Menurut kami ya dengan kejadian kenaikan daripada kurs itu bisnisnya masih berjalan dengan baik,” katanya.
Sebagai informasi, nilai tukar Rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 20 poin atau 0,12 persen ke level Rp16.450 per USD, setelah sebelumnya Rupiah berada di posisi Rp16.430 per USD. Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah sempat dibuka pada level Rp16.475 per USD.
(YNA)