IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan yaitu 14-18 Agustus 2023 terkoreksi -0,29% di level 6.859. Sektor energi memimpin penguatan +3,47%, disusul sektor infrastruktur yang menguat +2,12%. Disisi lain, sektor industri terkoreksi -1,58%, transportasi turun -1,36% dan sektor konsumer non primer turun -1,35%.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menjelaskan katalis yang menjadi penghambat pergerakan IHSG pekan lalu yaitu, Risalah FOMC The Fed periode 25-26 Juli 2023 mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut ditengah angka inflasi dan tenaga kerja yang masih solid. Suku Bunga The Fed saat ini di level 5,25-5,5% (tertinggi sejak 2001) berpotensi masih mengalami kenaikan 25 bps pada FOMC September mendatang.
Dari Asia, pergerakan melemahnya IHSG sejalan dengan ekonomi China yang semakin mengkhawatirkan. Pertumbuhan penjualan retail (retail sales) China secara tahunan mengalami perlambatan, pada Juli 2023 tercatat di level 2,5% setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 3,1%.
Kondisi tersebut membuat harga komoditas logam mineral melemah, seperti nikel, timah dan tembaga. Sementara itu, Evergrande, perusahaan properti asal China mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS) setelah gagal bayar utang (default) sebesar US$330 miliar.
Pekan depan (21-25 Agustus 2023) katalis RDG Bank Indonesia (BI) berpotensi mempengaruhi pergerakan IHSG. Meskipun inflasi tahunan nasional periode Juli 2023 berada dalam target BI di level 3,08%, namun diproyeksikan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate masih berada di level 5,75% pada pertemuan RDG Agustus mendatang.