Sementara, tiga indeks utama Wall Street terjungkal pada Jumat pekan lalu, dengan Nasdaq menjadi yang paling minus, yakni 3,52%. Bursa Asia juga ‘terbakar’ pada Senin, seperti Hang Seng Hong Kong ambles 3,5% dan KOSPI Korea Selatan terjungkal hingga minus 3,4%.
Wall Street sendiri ditutup beragam pada perdagangan Selasa waktu AS (14/6). Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 151,91 poin, atau 0,5%, menjadi 30.364,83, S&P 500 (SPX) kehilangan 14,15 poin, atau 0,38%, menjadi 3.735,48 dan Nasdaq Composite (IXIC) naik 19,12 poin, atau 0,18%, menjadi 10.828,35.
Aksi jual besar-besaran (sell-off) di bursa saham Paman Sam pada Jumat hingga Senin terjadi seiring rilis data inflasi AS yang ditunggu-tunggu menunjukkan kenaikan lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Indeks harga konsumen AS per Mei menyentuh level tertinggi sejak 1981, naik 8,6% secara tahunan (yoy) dan 6% apabila mengeluarkan harga makanan dan energi. Sebagaimana dilansir CNBC International, ekonom yang disurvei Dow Jones sebelumnya memproyeksikan kenaikan inflasi sebesar 8,3% untuk indeks utama dan 5,9% untuk inflasi inti.
Inflasi yang meninggi membuat pasar khawatir akan adanya potensi resesi untuk ekonomi AS.