Penurunan drastis Wall Street tahun ini terjadi setelah lonjakan luar biasa sejak tahun lalu dan di tengah aksi agresif The Fed untuk mendinginkan ekonomi yang sudah terlalu panas. Angka inflasi AS terus melaju tinggi menjadi alasan bank sentral AS tersebut melakukan pengetatan moneter dan penaikan suku bunga acuan.
Melihat data inflasi yang masih berada di level tertinggi di atas, sebagaimana dijelaskan oleh Wall Street Journal Senin (13/6), pasar mulai bersiap apakah Jerome Powell cs akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bp) alias 0,75%, dari yang sebelumnya diantisipasi pasar sebesar 50 bp.
The Fed sendiri akan mengumumkan keputusan soal suku bunga pada Kamis (16/6) dini hari waktu Indonesia.
Rilis Neraca Dagang Bisa Jadi ‘Peredam’?
Di tengah fluktuasi IHSG pagi ini, investor juga akan menyimak rilis data neraca dagang RI per Mei 2022 yang diproyeksikan akan kembali surplus.
Hanya saja, konsensus ekonom yang dihimpun Tradingeconomics meramal, neraca dagang Indonesia akan menyusut menjadi USD3,83 miliar pada Mei, dari bulan sebelumnya USD 7,56 miliar.