Sebagaimana disebutkan dalam laporan keuangannya, utang bank jangka panjang dan jangka pendek yang ditanggung oleh WIKA selama 9 bulan 2022 masing-masing mencapai Rp16,67 triliun dan Rp5,28 triliun.
Sementara, utang bank jangka panjang dan jangka pendek yang dicatatkan oleh PTPP di periode yang sama mencapai Rp9 triliun dan Rp3,67 triliun. (Lihat grafik di bawah ini.)
Setidaknya, terdapat sejumlah bank milik negara yang tercatat memberikan pinjaman terhadap emiten BUMN Karya.
Bank tersebut di antaranya adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), hingga PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).
Adapun, WSKT menerima pinjaman dari bank-bank BUMN, yaitu dari BBNI, BMRI, BBRI dan BRIS yang digunakan oleh induk perusahaan.
Melansir laporan keuangan emiten hingga 30 September 2022, BBNI dan BMRI memberikan pinjaman masing-masing sejumlah Rp8,55 triliun dan Rp8,14 triliun kepada WSKT.
Sedangkan, pinjaman dari BBRI dan BRIS kepada WSKT masing-masing sebesar Rp4,03 triliun dan Rp2,06 triliun di periode ini.
Sementara, BBTN juga memberikan pinjaman kepada WSKT untuk anak usahanya, yaitu PT Waskita Karya Realty sebesar Rp1,13 triliun pada 9 bulan 2022.
Selain itu, emiten BUMN lainnya, ADHI juga mendapatkan pinjaman dari sejumlah bank BUMN.
Tercatat, jumlah pinjaman dari BBNI dan BMRI untuk ADHI masing-masing sebesar Rp827,53 miliar dan Rp815,08 miliar.
Sementara, BBRI dan BBTN juga memberikan pinjaman kepada ADHI masing-masing sebesar Rp440,65 miliar dan Rp1,11 triliun.
Di samping itu, dua emiten BUMN karya lainnya, yaitu PTPP dan WIKA juga tercatat memiliki utang bank terhadap bank-bank yang disebutkan di atas. (Lihat tabel di bawah ini.)
Saham Downtrend Seiring Menanggung Utang Jumbo
Seiring dengan utang jumbo yang ditanggung perusahaan, emiten-emiten BUMN karya turut mencatatkan kinerja saham yang merosot sejak tahun 2020.
Padahal, saham BUMN karya sempat menjadi idola di tahun 2018 hingga 2019. WSKT misalnya, sahamnya pernah menyentuh Rp2.622/saham pada 2 Maret 2018 sebelum ambruk di Rp348/saham pada Rabu (15/2).
Sedangkan, pada periode 2 Maret 2018, saham PTPP juga menyentuh Rp3.120/saham. Namun demikian, pada saat ini, saham PTPP sudah ambles 73,97 persen menjadi Rp640/saham pada perdagangan Kamis (23/2).