Kasus Hukum hingga Isu Penjualan
Apple kini juga tengah tersangkut skandal hukum di mana Amerika Serikat mengajukan gugatan besar terhadap perusahaan besutan Steve Jobs ini dan menuduh raksasa teknologi itu memonopoli pasar ponsel pintar dan menghancurkan persaingan.
Dalam tuntutan hukumnya, Departemen Kehakiman menuduh perusahaan tersebut menyalahgunakan kendalinya atas toko aplikasi iPhone untuk "mengunci" pelanggan dan pengembang.
Mereka menuduh perusahaan tersebut mengambil langkah ilegal dengan melarang aplikasi yang dianggap sebagai ancaman dan membuat produk pesaingnya menjadi kurang menarik.
Apple juga menyatakan akan melawan gugatan tersebut dan menyangkal klaim tersebut.
Tuntutan setebal 88 halaman tersebut berfokus pada lima area di mana Apple diduga menyalahgunakan kekuasaannya.
Misalnya, AS menuduh Apple menggunakan proses peninjauan aplikasinya untuk menggagalkan pengembangan aplikasi super dan aplikasi streaming. Ini karena khawatir aplikasi tersebut akan memberikan lebih sedikit insentif bagi pelanggan untuk tetap menggunakan iPhone.
Laporan tersebut juga mengatakan bahwa Apple telah mempersulit koneksi iPhone ke jam tangan pintar (smartwatch) yang dibuat oleh pesaingnya dan memblokir bank serta perusahaan keuangan lainnya untuk mengakses teknologi tap-to-pay.
Sehingga memungkinkan Apple memperoleh biaya miliaran dari pemrosesan transaksi Apple Pay.
Dikatakan bahwa tindakan Apple telah menciptakan “stigma sosial” yang membantu raksasa teknologi itu mempertahankan cengkeramannya di pasar.
AAPL sebelumnya juga didenda hampir USD2 miliar oleh regulator antimonopoli Uni Eropa atas aturan aplikasi seputar streaming music.
Saham AAPL juga semakin tertekan setelah catatan penelitian dari Counterpoint mengklaim penjualan iPhone di China turun 24 persen dari tahun ke tahun dalam beberapa minggu pertama tahun 2024. Ini merupakan awal tahun yang buruk bagi raksasa teknologi tersebut.
China yang merupakan salah satu pasar terbesar Apple, juga sempat mengalami penurunan penjualan ponsel pintar secara keseluruhan sebesar 7 persen pada periode yang sama.
Laporannya juga mengatakan pangsa Apple di pasar ponsel pintar China turun menjadi 15,7 persen dari 19 persen pada tahun lalu, menempatkannya di posisi keempat setelah turun dari posisi nomor dua.
Sementara itu, Huawei naik ke posisi kedua karena pangsa pasarnya tumbuh menjadi 16,5 persen dari 9,4 persen pada tahun sebelumnya.
Apple mulai menawarkan diskon di situs resminya di China bulan lalu sebelum mensubsidi model iPhone tertentu melalui toko andalannya di platform pasar Alibaba, Tmall, minggu lalu.
Perlambatan permintaan di China dapat mempengaruhi pendapatan Apple yang telah mengecewakan investor ketika perusahaan tersebut merilis pendapatannya bulan lalu.
Perusahaan besutan Steve Jobs ini mengatakan penjualan di China mencapai USD20,82 miliar (£16,4 miliar) dalam tiga bulan terakhir tahun 2023, turun dari USD23,9 miliar pada tahun sebelumnya.
Saat ini, CEO Apple Tim Cook tengah melakukan kunjungan ke China. Kunjungan Cook terjadi setelah pembuat iPhone mengumumkan bahwa mereka akan membuka toko ritel baru di jantung pusat keuangan China pada hari Kamis (21/3).
Ini menjadi strategi Apple berjuang melawan penurunan penjualan iPhone di China dan meningkatnya persaingan dari kompetitor domestik seperti Huawei.
Terkait persaingan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), pada pertemuan pemegang saham tahunan Apple, CEO Tim Cook berjanji kepada investor bahwa perusahaan akan membuka terobosan baru dalam AI generatif tahun ini.
"Kami terus menghabiskan banyak waktu dan upaya pada AI, dan saya pikir ada peluang besar bagi Apple dengan GenAI,”kata Cook.
Apple baru-baru ini juga malah menghentikan pengembangan mobil listriknya untuk lebih fokus pada proyek AI generatif yang sedang dikerjakannya.
Bloomberg sebelumnya melaporkan bahwa perusahaan menghabiskan lebih dari USD1 miliar per tahun untuk AI generatif.
Adopsi AI oleh Apple juga terbilang berjalan lambat. Meskipun sebagian besar perusahaan AI berfokus pada perangkat keras (semikonduktor) atau perangkat lunak (model dan aplikasi bahasa besar), Apple, berfokus pada kombinasi keduanya.
Hal ini memungkinkannya untuk melampaui pesaing dan memberikan lebih banyak kemampuan AI kepada konsumen.
Apple membangun beberapa prosesor seluler tercanggih di pasar untuk iPhone. Chip ini mungkin tepat untuk digunakan pada AI di perangkat Apple.
Dengan kata lain, perangkat Apple baru mungkin mampu menerapkan AI generatif sekaligus menjaga data tetap aman di perangkat. Hal ini bisa mendorong Apple dapat mengembangkan perangkat lunak yang lebih canggih. (ADF)