Sementara ada pendapatan bunga yang naik menjadi USD3,99 juta, dan beban pajak penghasilan turun menjadi USD35,55 juta. Sehingga laba bersih perseroan setelah pajak tercatat USD37,15 juta atau turun dari kuartal I-2023 sebesar USD39,66 juta.
Total liabilitas perseroan naik di akhir Maret 2024 menjadi USD2,96 miliar dari posisi akhir tahun lalu sebesar USD2,86 miliar. Jumlah ekuitas meningkat jadi USD691,83 juta dibanding posisi 31 Desember lalu sebesar USD650,34 juta.
Dari sisi neraca, per 31 Maret 2024, diakui CEO Barito Renewables, Hendra Soetjipto Tan, rasio utang bersih terhadap ekuitas turun menjadi sebesar 2,07x dibandingkan dengan 2,3x pada akhir 2023.
"Hal ini mencerminkan kemampuan finansial kami untuk mendukung rencana pertumbuhan perusahaan di tahun-tahun mendatang," ujar dia dalam keterangan resminya, Jakarta, Jumat (3/5).
Sedangkan total asset BREN pada 31 Maret ini tercatat sebesar USD3,65 miliar atau naik tipis dibanding posisi per akhir 2023 yang sebesar USD3,51 miliar.
Hendra menambahkan, perseroan kembali mencapai milestones penting di kuartal I-2024 dengan selesainya akusisi pembangkit listrik tenaga angin, yaitu PLTB Sidrap 1 dengan kapasitas 75 MW dan 3 asset pengembangan tenaga angin dengan potensi kapasitas gabungan sebesar 320 MW yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan (Sidrap 2), Sukabumi dan Lombok.
PLTB Sidrap 1 merupakan pembangkit listrik tenaga angin pionir di Indonesia dan menduduki peringkat salah satu yang terbesar di Tanah Air.