"Kalau untuk tipikal saham-saham IPO ini biasanya di awal pencatatan memang relatif cukup fluktuatif dan ini bisa dimanfaatkan untuk trading cepat memanfaatkan momen IPO. Belakangan IPO di awal-awal juga cukup positif," tegasnya.
Sebagai catatan, RMK Energy merupakan perseroan yang bergerak di bidang pelayanan jasa logistik batu bara dan trading batu bara, yang meliputi bongkar muat di stasiun kereta api, pengangkutan ke pelabuhan serta pemuatan ke tongkang dan usaha perdagangan batu bara.
Saat ini pelabuhan milik RMK Energy adalah satu-satunya Tersus (Terminal Khusus) batu bara swasta di seluruh Indonesia yang terintegrasi dengan kereta api.
Pada tahun 2019, RMK Energi mengakuisisi perusahaan tambang batu bara PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE), yang memiliki cadangan terbukti 24,5 metric ton dengan GAR 3.300-3.800 kcal/kg. Kandungan batu bara di TBBE terletak jauh dari transportasi sungai sehingga selama ini tidak dapat diangkut keluar. (TIA)