Ia menambahkan, langkah tersebut bersifat sementara. “Namun akan dimasukkan ke perhitungan ulang pada rebalancing selanjutnya,” tuturnya.
Dari sisi kinerja dan prospek, Michael menilai TINS masih menyimpan daya tarik tersendiri.
“Sementara dari sisi fundamental, TINS memiliki valuasi yang menarik, yang didapatkan dari aset-aset sitaan terhadap illegal miner,” tuturnya.
Prospek TINS di Tengah Penertiban Tambang Ilegal
Sebelumnya, pemerintah melakukan penertiban besar-besaran terhadap tambang timah ilegal di Bangka dan Belitung. Presiden Prabowo Subianto menyatakan, sekitar 1.000 tambang ilegal akan ditutup.
Tambang ilegal menyumbang porsi besar produksi timah nasional. Ketua Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) memperkirakan, sekitar 12.000 ton timah diekspor secara ilegal setiap tahun. Bahkan, Prabowo menyebut sektor bayangan ini bisa mencapai 80 persen produksi Bangka Belitung.