Dari sisi neraca, total aset perseroan meningkat 7 persen menjadi Rp13,7 triliun dibandingkan posisi akhir 2024 sebesar Rp12,80 triliun. Sementara liabilitas naik 14 persen ke Rp6,1 triliun, dipicu oleh kenaikan utang usaha dan pinjaman bank jangka pendek.
Kendati demikian, neraca TINS masih sehat dan stabil. Hal ini tercermin dari Quick Ratio yang mencapai 32,8 persen yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa bergantung persediaan.
Sementara Current Ratio yang berada di angka 177,8 persen memberikan gambaran bahwa perusahaan dalam kondisi keuangan yang aman untuk pemenuhan kewajiban jangka pendek.
Dari sisi struktur modal, Debt to Asset Ratio tercatat sebesar 44,4 persen dan Debt to Equity Ratio sebesar 79,9 persen, menandakan bahwa tingkat utang masih berada dalam batas yang aman dan terkendali.
"Secara keseluruhan, angka-angka ini menunjukkan bahwa Perseroan berada dalam posisi keuangan yang cukup stabil untuk mendukung operasional perusahaan ke depan," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TIMAH, Fina Eliani lewat keterangan resmi, Minggu (2/11/2025).