Harga Saham Emiten Batu Bara Diramal Menguat
Komoditas batu bara diprediksi akan bertumbuh positif hingga kedepan. Data dari Rystad Energy memproyeksikan, komoditas ini masih menjadi energi kompetitif hingga tahun 2025 mendatang.
Disamping itu, rencana Rusia yang bakal menghentikan ekspor batu bara per Agustus 2022 sebagai dampak lanjutan dari perang Ukraina dapat menjadi katalis positif bagi batu bara nasional.
Kebijakan ini membuat negara Eropa panik karena bergantung pada pasokan batu bara dari negara tersebut. Dampaknya, negara produsen batu bara lainnya, termasuk Indonesia menjadi incaran.
Menanggapi potensi ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menaikkan produksi batu bara pada perusahaan yang memiliki izin usaha pertambangan (IUP) pada pertengahan tahun ini.
Langkah tersebut ditempuh seiring dengan meningkatnya permintaan komoditas ini dari berbagai negara Eropa di tengah disrupsi pasokan energi global yang tengah berlanjut.
Adapun Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengungkapkan, Jerman secara resmi mengajukan permintaan batu bara dengan volume sebesar 150 juta ton pada tahun ini.
Peluang ini tentunya menjadi katalis positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), khususnya saham-saham berbasis energi. (ADF)
Periset: Melati Kristina
Sumber: Riset IDX Channel
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.