IDXChannel - Emiten tambang batu bara, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) membukukan laba bersih sebesar USD922,64 juta sepanjang 2024. Realisasi tersebut turun 25,51 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang menembus USD1,24 miliar.
Jika dihitung dengan asumsi kurs Jisdor Bank Indonesia per 31 Desember 2024 sebesar Rp16.157 per USD, maka laba bersih USD922,64 juta itu setara dengan Rp14,91 triliun.
Penurunan laba ini mengakibatkan laba bersih per saham BYAN terpangkas dari USD0,04 per saham menjadi USD0,03 per saham, mengutip laporan keuangan perseroan, Senin (3/3/2025).
Laba bersih yang menyusut tersebut seiring dengan turunnya pendapatan BYAN sebesar 3,77 persen menjadi USD3,45 miliar atau sekitar Rp55,68 triliun dari periode sebelumnya USD3,58 miliar.
Pendapatan dari batu bara tercatat turun menjadi USD3,21 miliar. Sedangkan dari non batu bara justru naik menjadi USD21,15 juta.
Sementara itu, pendapatan dari ekspor batu bara menciut jadi USD2,92 miliar, penjualan batu bara di domestik meingkat jadi USD506,56 juta.
Laba semakin tergerus karena beban pokok pendapatan membengkak pada 2024 menjadi USD2,11 miliar, beban penjualan tercatat USD38,78 juta dari sebelumnya untung.
Kemudian beban keuangan meningkat jadi USD17,84 juta, dan ada beban lain-lain bersih sebesar USD17,18 juta dari sebelumnya untung. Sedangkan beban keuangan sedikit turun menjadi USD81,26 juta.
Pada 2024, total ekuitas emiten konglomerat Low Tuck Kwong itu terkerek menjadi USD2,31 miliar dari periode 2023 sebesar USD1,98 miliar. Jumlah liabilitas atau kewajiban menurun dari USD1,46 miliar menjadi USD1,21 miliar, dan jumlah aset meningkat menjadi USD3,52 miliar dari sebelumnya USD3,44 miliar.
Harga saham BYAN ditutup naik 2,59 persen ke Rp19.775 pada sesi I perdagangan Senin ini.
(Fiki Ariyanti)