Namun, kenaikan harga BBM membuat perseroan lebih berhati-hati dan mengambil langkah untuk meminimalisir dampak kenaikan harga tersebut, antara lain dengan memperkuat sisi internal perseroan, standarisasi pola operasi, dan melakukan efisiensi biaya untuk mendukung capaian target laba.
“Sudah terlihat bahwa di semester satu tahun ini, laba IPCM bisa tumbuh dibandingkan 2021 dan diharapkan akan terus tumbuh sampai akhir tahun,” kata Reini.
Per Juni 2022, IPCM mengantongi laba sebesar Rp65 miliar atau naik 7% dari sebelumnya sebesar Rp60 miliar. Hal itu sejalan dengan pertumbuhan pendapatan sebesar Rp428 miliar.
Adapun, kontributor pendapatan terbesar IPCM adalah jasa penundaan kapal sebesar Rp355 miliar. Diikuti jasa pengelolaan kapal sebesar Rp27 miliar, jasa pengangkutan dan lainnya sebesar Rp25 miliar, dan jasa pemanduan sebesar Rp21 miliar.