Dari sisi fundamental, BBTN berhasil menekan NPL dan telah mengeluarkan kredit macet senilai Rp 1 triliun dari neraca. Dana pihak ketiga pun juga membaik dengan lonjakan porsi dana murah (CASA) dibanding deposito.
"Statement wadirut (Nixon L.P Napitupulu) yang menyatakan BTN kembali ke khittah sebagai penyalur kredit rumah tapak menciptakan optimisme di kalangan pelaku pasar. Keputusan BTN menjauhi pembiayaan apartemen sudah tepat,” ungkap Tirta.
Menurut Tirta, ini menjadi kesempatan terbaik dalam mendukung agenda pemerintah untuk menekan angka backlog perumahan.
Usai rights issue, publik kini menunggu gebrakan berikutnya dari BBTN. Dengan mengantongi dana segar Rp4,13 triliun, BBTN punya ruang lebih besar untuk melipatgandakan pembiayaan. (NIA)