Sebelumnya, pemegang saham BREN yang terafiliasi dengan pengendali Green Era Pte Ltd menjual 8,3 juta saham atau sekitar 0,006 persen dengan harga rata-rata Rp9.126 per unit pada 11-13 Agustus 2025, sehingga kepemilikannya turun menjadi 23,597 persen.
Sementara itu, PT Caraka Reksa Optima, pemegang saham PTRO, melepas 240,9 juta saham atau 2,39 persen dengan harga rata-rata Rp2.969 per unit pada 8–13 Agustus 2025, menurunkan kepemilikan menjadi 27,17 persen.
Kedua transaksi ini bertujuan menambah jumlah saham yang beredar (free float). Sebelumnya, Prajogo Pangestu juga telah melepas 1 miliar saham CUAN atau 0,89 persen dengan harga rata-rata Rp1.450 per unit untuk tujuan serupa.
Investment Analyst Stockbit, Theodorus Melvin, menilai langkah Grup Barito melepas sebagian saham untuk menambah free float bukan hal baru. Menurutnya, peningkatan free float market cap (FFMC) penting karena menjadi salah satu faktor yang memengaruhi bobot, arus transaksi, hingga peluang saham masuk ke indeks global seperti MSCI.
“Dengan asumsi ceteris paribus, saham dengan free float lebih besar dan belum masuk indeks global memiliki peluang lebih besar untuk masuk. Sementara bagi saham yang sudah masuk, peningkatan free float bisa membuka peluang kenaikan bobot (upweighting),” ujar Theodorus.