"Dolar menguat karena harga energi tinggi dan The Fed telah menaikkan suku bunga lebih cepat dibanding bank-bank sentral lainnya. Anda memiliki faktor makro tradisional sebagai pendorong penguatan," ujar Kepala Strategi Perdagangan Makro Global Credit Suisse, Shahab Jalinoos.
Menurut jalinoos, AS merupakan pengekspor energi bersih, sehingga lonjakan harga energi tentu berbanding lurus dengan penguatan dolar AS. Sedangkan pada saat yang sama bayang-bayang defisit pasokan menjadi sandungan utama bagi pergerakan Euro.
Indeks dolar naik 0,498 persen menuju 107,04, dengan euro turun 0,8 persen ke level 1,0184 dolar. Indeks mencapai tertinggi 107,27 dan euro merosot 1,0 persen ke level terendah 1,063 dolar di awal sesi. (TSA)