Panas bumi tetap menjadi salah satu tulang punggung transisi energi, mengingat potensi nasional yang mencapai 23,6 GW, terbesar kedua di dunia. Sumber daya tenaga air, dengan potensi sekitar 26,3 GW, juga menawarkan prospek jangka panjang meski membutuhkan waktu pembangunan lebih panjang.
Skema pendanaan Just Energy Transition Partnership (JETP) senilai USD21,4 miliar turut memperkuat arus investasi, terutama melalui kombinasi pembiayaan campuran dan pinjaman berbunga rendah. Penyaluran awal telah diarahkan untuk ekspansi panas bumi, peningkatan jaringan listrik, serta kajian pensiun dini PLTU, memberi dorongan tambahan terhadap kelayakan finansial proyek-proyek energi bersih.
Dalam jangka menengah, kapasitas terpasang di sektor surya, panas bumi, dan tenaga air diperkirakan meningkat signifikan berkat rencana pengembangan yang lebih jelas dari PLN serta meningkatnya partisipasi pengembang listrik swasta.
Potensi energi terbarukan Indonesia yang diperkirakan mencapai 443 GW, didominasi tenaga surya dan air, masih sangat luas untuk digarap. Sementara itu, konsumsi listrik domestik tetap solid, ditopang pertumbuhan penduduk, peningkatan konsumsi rumah tangga, dan kebutuhan industri yang stabil.
Dengan latar tersebut, MNC Sekuritas mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor energi terbarukan. Prospek pertumbuhan dinilai kuat, ditopang rencana ekspansi kapasitas 6-7 GW per tahun, biaya teknologi yang menurun, serta permintaan listrik yang stabil. Total investasi kumulatif di sektor ini diperkirakan mencapai sekitar USD30 miliar, belum termasuk komitmen pendanaan JETP.