IDXChannel - Perempuan ternyata memiliki risiko lebih besar jadi korban penipuan berkedok investasi. Pasalnya, dari analisis Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia (APDRI), ditemukan beberapa jenis penipuan yang menggiurkan para korban, yang mayoritas kaum hawa.
Dewan Eksekutif APDRI, Mauldy R. Makmur mengatakan, sering mendengar banyak laporan dan cerita perihal penipuan investasi dengan korban perempuan dan ibu-ibu. Meskipun diakui Mauldy, tak menutup kemungkinan pria juga bisa menjadi korban investasi bodong dengan iming-iming menggiurkan.
"Korbannya siapa saja, itu ternyata perempuan juga banyak, ini kan biasanya mereka pendekatan dari emosional ya, dari keluarganya, atau dari orang dekatnya. Mereka jadi korban itu karena ketidaktahuan, ketidaktahuan bagaimana memahami pasar keuangan, atau investasi yang baik," ucap Mauldy usai memberikan sosialisasi investasi pasar modal ke perempuan di Kantor OJK Malang, Kamis (29/2/2024).
Kendati dia tak tahu angka pastinya, tapi Mauldy mengemukakan ada beberapa trik dan cara para investor bodong itu menggaet kliennya, terutama para kaum hawa. Beberapa di antaranya dibungkus dengan modus arisan dan Multi Level Marketing (MLM).
"Bungkusnya itu arisan, bungkusnya itu adalah perdagangan yang MLM ya. Itu modus-modus yang didekati, dan mendekat secara emosional perempuan itu gampang tergoda, itu yang umumnya data validnya enggak tahu, tapi saya pernah menemui komunitas yang ngeluh dengan investasi ilegal itu," terangnya.
Sementara itu, Branch Manager MNC Asset Management Surabaya, Rezha Pahlevi menjelaskan, MNC Asset sebagai lembaga yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selalu berkomitmen dan berperan serta mengedukasi secara aktif masyarakat, utamanya perempuan.
Bahkan pihaknya juga menerima diskusi kepada masyarakat yang hendak menginvestasikan uangnya, tapi mungkin masih ragu-ragu dan takut.
"Kita selalu aktif untuk mencanangkan sosialisasi seperti ini karena ini memang sangat penting, dan apa ya investasi bodong ini yang merugikan masyarakat," ungkap Rezha Pahlevi, terpisah.
Baginya pelaku investasi bodong tak bertanggungjawab itu bisa membuat masyarakat trauma dan memberikan stigma negatif kepada pelaku investasi yang resmi, dan legal terdaftar.
Maka dari itu, Reza meminta masyarakat, termasuk ibu-ibu serta perempuan berhati-hati dalam memilih pelaku jasa investasi.
"Ini sangat-sangat merugikanlah, masyarakat menjadi trauma, dan mereka salah untuk berinvestasi, mereka menjadi takut, dan tidak tahu menahu, mereka tidak akan bisa berkembang di untuk pengelolaan dananya gitu," tukasnya.
(FAY)