Tak hanya soal likuditas, emiten dari papan pengembangan ini juga dinilai telah memenuhi variabel lain termasuk soal rasio keuangan hingga compliance.
Penentuan variabel baru ini, terang Jeffrey, dibuat untuk mengantisipasi saham-saham dengan PER yang besar, yang hanya bergantung pada ramainya likuditas, tapi tidak compliance.
Berdasarkan catatan IDX Channel, ini pernah terjadi di masa lalu saat saham Benny Tjokro (Bentjok) PT Hanson International Tbk (MYRX) masuk dalam LQ45, sehingga sempat menjadi sorotan pasar kala itu.
“Yaa begitu, kita mengharapkan agar LQ45 ini tak hanya sekadar likuid, tapi juga memenuhi variabel lainnya,” paparnya.
Sebagai catatan bahwa pilihan yang diambi BEI ini sekaligus menggugurkan para penghuni lama seperti PT Indika Energy Tbk (INDY), emiten media Grup Emtek PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), emiten menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan emiten petrokimia & infrastruktur milik Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
(DES)