Dengan kombinasi antara efisiensi biaya, penyesuaian strategi bisnis, dan ekspansi ke sektor berbasis teknologi masa depan, LUCK menargetkan bisa keluar dari tekanan dan kembali mencatatkan kinerja positif di 2025.
“Perubahan perilaku konsumen akibat digitalisasi turut memengaruhi kinerja kami. Oleh karena itu, strategi penjualan akan kami dorong lebih agresif tahun depan, terutama melalui produk dan layanan yang mendukung integrasi AI,” tutur Caroline.
Hingga kuartal I-2025, LUCK membukukan rugi bersih Rp 1,1 miliar. Angka ini turun bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024 yang mengalami keuntungan sebesar Rp438,3 juta. Dengan demikian, rugi bersih per saham setara dengan Rp1,47 per saham.
(DESI ANGRIANI)