Selama ini KRYA telah mengincar sejumlah proyek pembangkit listrik di berbagai wilayah di Indonesia. Proyek-proyek tersebut pun diakui Dharmo menjadi salah satu kontributor utama dalam keuangan perusahaan.
Sementara itu, hingga triwulan II-2022 lalu KRYA disebut telah berhasil meraih kontrak baru senilai Rp38 miliar. Capaian tersebut telah melampaui 50 persen dari target yang dicanangkan perusahaan, yaitu sebesar Rp70 miliar hingga akhir tahun.
Perolehan kontrak baru didapat dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Halmahera Timur, dan proyek jasa perluasan coal yard dengan Indonesia Power.
Ke depan, KRYA optimistis kinerja keuangan akan mengalami peningkatan sesuai dengan prospektus yang disampaikan sebelum mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juli 2022.
Saat ini, tingkat Debt Equity Ratio (DER) perseroan sangat kecil jika dibandingkan dengan emiten BUMN karya lainnya, dimana tercatat angka DER mencapai 137 persen, kemudian untuk Return on Equity (ROE) mencapai 13,44 persen, Return on Asset (RoA) 5,19 persen, Return on Investment (ROI) 9,18 persen, dan operating margin mencapai 7,63 persen. (TSA)