Bahkan kepemilikan asing di instrumen ini hanya selisih tipis dibanding dengan kepemilikan asing di instrumen Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp819 triliun atau sekitar 14,5 persen dari total Rp5.632,5 triliun.
"Kalau meihat angka itu, dengan umur SRBI yang belum terlalu mature, kami melihat ini sudah on the track," ucapnya.
Dia pun menyakini, SRBI akan sukses dan makin diminati. Pasalnya, tujuan dari diterbitkannya SRBI adalah menyerap kelebihan likuiditas yang selama ini dijalankan oleh instrumen lama Reverse Repo Surat Berharga Negara (RR SBN).
"Sial-sialnya SRBI ini mampu menggantikan peran instrumen lama. Jadi kalau hanya sekadar menyerap kelebihan likuiditas, itu pasti bisa dijalani oleh SRBI, sehingga ketika menggantikan instrumen yang sudah ada, itu susbtansi tidak berubah," tutur Denny.
"Artinya, dia mampu menyerap kelebihan likuiditas di pasar uang, sehingga secara operasi moneter bisa me-support tujuan operasi moneter, yaitu suku bunga di pasar uang yang inline dengan policy rate kita," tambahnya.