Denny menjelaskan, ketika BI meluncurkan SRBI pada pertengahan bulan lalu, salah satu tujuannya bisa mendukung perkembangan pasar uang dalam negeri dan menarik inflow.
"Kita melihat transaksi di pasar sekunder berkembang baik, artinya per 8 November ada transaksi di pasar sekunder, SRBI hampir Rp30 triliun dan inflow hampir Rp19 triliun," ujarnya.
Meski instrumen ini masih baru, menurutnya, sudah menunjukkan perkembangan yang baik. Artinya, selain mendukung kegiatan operasi moneter, SRBI juga menopang pasar keuangan domestik serta menarik inflow dan memperkuat nilai tukar rupiah.
"SRBI yang dimiliki asing Rp19 triliun dari total posisi terakhir per Jumat kemarin Rp153 triliun, jadi secara prosentase sekitar 12 persen," ucapnya.
Capaian tersebut, kata dia, sudah di atas target. Padahal, SRBI baru diterbitkan pada 15 September 2023 lalu.