sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BI Prediksi Defisit Transaksi Berjalan Melebar 3 Persen

Market news editor Fahmi Abidin
21/12/2018 08:30 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akan sedikit berada di atas 3% terhadap PDB.
BI Prediksi Defisit Transaksi Berjalan Melebar 3 Persen. (Foto: Ist)
BI Prediksi Defisit Transaksi Berjalan Melebar 3 Persen. (Foto: Ist)

IDXChannel – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akan sedikit berada di atas 3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), BI memperkirakan hal itu pada kuartal IV 2018. Hal tersebut didorong tingginya laju impor Indonesia ketimbang ekspor.

Perry Warjiyo menyatakan bahwa kondisi transaksi berjalan yang pada kuartal III defisit sebesar USD8,8 miliar atau 3,37% terhadap PDB, masih dalam kondisi yang normal. Sebab, tingginya laju impor memang didominasi oleh bahan baku dan barang modal, menunjukkan adanya pergerakan perekonomian.

“CAD sekarang dalam kondisi normal, masih baik untuk Indonesia. Apalagi defisit ini tidak hanya karena ekspor naik tidak seperti yang diperkirakan, tapi memang adanya impor produktif untuk barang modal dan bahan baku,” kata Perry Warjoyo dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis (20/12).

Seperti dikutip Okezone, pada Jumat (21/12). tingginya pertumbuhan impor ketimbang ekspor juga membuat neraca perdagangan pada November 2018 mengalami defisit sebesar USD2,05 miliar. Secara kumulatif Januari-November defisit neraca perdagangan Indonesia mencapai USD7,51 miliar.

Perry menyatakan, kondisi CAD akan terus berlanjut bahkan hingga kuartal keempat, mengingat impor bahan baku dan barang modal memang diperlukan. “Untuk keseluruhan dampaknya ke CAD jangan telalu kaget di kuartal IV 2018 di atas sedikit 3% dari PDB,” katanya.

Kondisi ini juga mengubah proyeksi CAD secara keseluruhan tahun 2018 menjadi dibatas 3% dari PDB, padahal sebelumnya BI optimistis memproyeksikan pergerakan defisit transkasi berjalan bisa ditekan di bawah 3% terhadap PDB. “Kondisi di kuartal I 2018 kan rendah (defisitnya), keseluruhan tahun BI perkirakan CAD masih di 3% dari PDB,” sebut Perry.

Dengan impor yang produktif, menurut Perry, yang menjadi permasalahan bukanlah tingginya kondisi CAD, tapi mengimbangi kondisi defisit itu dengan kenaikan neraca modal. Hal ini diupayakan oleh BI bersama pemerintah dengan mengeluarkan beberapa kebijakan guna menarik masuknya arus modal asing ke dalam negeri (capital inflow).

“Pemerintah dan BI sepakat untuk dalam jangka pendek lebih baik berupaya menurunkan defisit transaksi berjalan ke arah 2,5% dari PDB untuk 2019,” pungkasnya. (*)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement