Kondisi ini juga mengubah proyeksi CAD secara keseluruhan tahun 2018 menjadi dibatas 3% dari PDB, padahal sebelumnya BI optimistis memproyeksikan pergerakan defisit transkasi berjalan bisa ditekan di bawah 3% terhadap PDB. “Kondisi di kuartal I 2018 kan rendah (defisitnya), keseluruhan tahun BI perkirakan CAD masih di 3% dari PDB,” sebut Perry.
Dengan impor yang produktif, menurut Perry, yang menjadi permasalahan bukanlah tingginya kondisi CAD, tapi mengimbangi kondisi defisit itu dengan kenaikan neraca modal. Hal ini diupayakan oleh BI bersama pemerintah dengan mengeluarkan beberapa kebijakan guna menarik masuknya arus modal asing ke dalam negeri (capital inflow).
“Pemerintah dan BI sepakat untuk dalam jangka pendek lebih baik berupaya menurunkan defisit transaksi berjalan ke arah 2,5% dari PDB untuk 2019,” pungkasnya. (*)