"Ke depan, BI akan terus memperhatikan pergerakan nilai tukar Rupiah dan prospek inflasi, serta dinamika kondisi yang berkembang, dalam mencermati ruang penurunan suku bunga moneter lebih lanjut," kata dia.
Selain itu, Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus USD2,24 miliar pada Desember 2024. Surplus pada Desember sejalan dengan proyeksi ekspor pada Desember masih akan tumbuh sebesar 7,6 persen (year on year/yoy) sementara impor tumbuh lebih tinggi mencapai 10,4 persen.
Realisasi tersebut melanjutkan tren surplus neraca dagang Indonesia dalam 56 bulan terakhir. Tren surplus tersebut sudah bertahanan sejak Mei 2020. Kendati demikian, realisasi tersebut turun USD2,1 miliar dibandingkan bulan lalu.
"Berdasarkan data di atas, mata uang Rupiah untuk perdagangan selanjutnya diprediksi bergerak fluktuatif dan ditutup menguat di rentang Rp16.290-Rp16.340 per dolar AS," ujarnya.
(Dhera Arizona)