"Di lain pihak, bisnis fiber optik kami berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan 89,5 persen pada kurun waktu yang sama," ujar Teddy.
Teddy menjelaskan, MTEL baru menggarap bisnis fiber optik terhitung sejak 2022. Sejauh ini, Perseroan terus memacu pertumbuhan segmen bisnis ini, baik secara organik maupun anorganik dengan melakukan serangkaian akuisisi aset. Kini, secara perlahan, bisnis fiber optik telah menjadi sumber pendapatan baru yang menjanjikan bagi keseluruhan kinerja Perseroan.
"Meski baru berkontribusi empat persen dari total pendapatan, bisnis fiber optik terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Ke depan kami fokus mengembangkan bisnis ini, selain tetap meningkatkan market share di bisnis menara dan memacu penerapan teknologi mutakhir di seluruh lini bisnis," ujar Teddy.
Pertumbuhan pendapatan sejalan dengan peningkatan kinerja operasional yang terlihat pada peningkatan jumlah menara, fiber optik, kolokasi dan penyewa (tenant). Angka tenancy ratio pun ikut membaik menjadi 1,51x jika dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama sebesar 1,50x. Hal ini menunjukkan perseroan mampu mengoptimalkan aset dan berhasil menyeimbangkan antara kebutuhan ekspansi dengan jumlah penyewa.
Terhitung per Triwulan III-2024, MTEL tercatat memiliki 39.259 menara, bertambah 5,8 persen secara tahunan. Sementara aset fiber optik mencapai 39.714 km, atau 36,7 persen lebih panjang dibandingkan kondisi di 2023. Seiring pertumbuhan aset, jumlah penyewa pun meningkat 6,7 persen menjadi 59.431 tenant dan kolokasi juga naik 8,4 persen.