IDXChannel – Nama-nama besar seperti Tahir hingga Mochtar Riady kerap menghiasi pemberitaan media. Kedua sosok tersebut adalah dua di antara taipan asal atau yang harum namanya di Jawa Timur (Jatim).
Tahir dengan Grup Mayapada dan Riady dengan Grup Lippo. Kedua konglomerasi ini membangun bisnis yang merentang mulai dari kesehatan, perbankan, media hingga properti.
Lantas, siapa saja para crazy rich alias orang super tajir asal ujung timur dari pulau Jawa?
Berikut ini Tim Riset IDX Channel akan merangkum sejumlah taipan asal Jawa Timur.
- Tahir dan keluarga
Menurut catatan Leo Suryadinata dalam bukunya, Prominent Indonesia Chinese (2015), Tahir lahir di Surabaya pada 26 Maret 1952.
Tahir, yang memiliki nama Tionghoa Weng Junmin, meraih gelar sarjana Business Administration dari Chinese-medium Nanyang University (Singapura, 1976), MBA dari Golden Gate University (California, 1987), dan doktor honoris kausa (HC) dari Universitas Tujuhbelas Augustus (Surabaya, 2008), Universitas Gajah Mada (UGM) (Yogyakarta, 2016), Universitas Airlangga (Surabaya, 2018), dan lain sebagainya.
Tahir menikah dengan anak perempuan taipan legendaris Mochtar Riady (Rosy Riady) dan memiliki 3 anak perempuan dan satu anak laki-laki.
Pada 1990 ia mendirikan Bank Mayapada. Ia juga menjabat sebagai chair Grup Mayapada sejak awal berdirinya.
Pada 2008 dengan bantuan teknis dari National Healthcare Group Singapore, ia mendirikan Mayapada Healthcare Group. Sejak 2010 ia menjadi pemegang saham utama Guoji Ribao, sebuah surat kabar harian besar berbahasa Mandarin di Jakarta.
Selain Guoji Ribao, pada Maret 2023, Tahir, melalui PT Berita Mediatama Indonesia (PTBM), meluncurkan media ekonomi dan bisnis Bloomberg Technoz dan Bloomberg Businessweek Indonesia, hasil kerja sama dengan Bloomberg Media.
Tahir dikenal dengan konglomerasi yang bergerak di bidang perbankan, layanan kesehatan, dan real estate. PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA), PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO), hingga rumah sakit Mayapada PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menurut catatan Forbes, Tahir juga memiliki properti di Singapura, termasuk melalui perusahaan properti terbuka (listed) MYP.
Mengacu pada data Forbes, Tahir & keluarga memiliki kekayaan USD5,8 miliar per 26 Agustus 2023. Tahir berada di peringkat kesembilan orang terkaya di Indonesia 2022 versi Forbes.
- Wijono & Hermanto Tanoko
Hermanto Tanoko merupakan konglomerat yang lahir pada September 1962 di Malang, Jawa Timur. Dia bersama saudaranya Wijono Tanoko merupakan pemilik Tancorp Abadi Nusantara atau yang dikenal sebagai Tancorp merupakan perusahaan besar yang memiliki lebih dari 100 brand aktif di Indonesia yang dikelola oleh 36 business unit.
Perusahaan yang berawal dari toko cat tembok ini berhasil menjadi kerajaan bisnis yang menggurita di tanah air.
Tanoko bersaudara mengendalikan PT Avia Avian Tbk (AVIA), yang disebut perusahaan cat dalam negeri terbesar kedua di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1978 oleh ayah mereka Soetikno Tanoko.
Di bawah kepemimpinan Hermanto, keluarga Tanoko telah berkembang ke bidang FMCG, properti, dan ritel.
Tanoko tercatat gemar membawa perusahaannya, sebanyak tujuh emiten, melantai di bursa via penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) akhir-akhir ini.
Tujuh emiten milik Hermanto, yakni:
- PT Penta Valent Tb (PEVE): emiten yang bergerak di bidang distributor produk farmasi dan produk konsumsi. PEVE melantai di bursa pada 24 Januari 2023.
- PT Mega Perintis Tbk (ZONE): emiten yang bergerak di bidang perdagangan ritel, dengan sub-industri ritel tekstil dan pakaian. ZONE berhasil mencatatkan saham perdananya di BEI pada 12 Desember 2018.
- PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE): merupakan emiten yang bergerak di bidang pengembangan, jasa, pengelolaan properti, serta real estate. Emiten ini berhasil melantai di BEI pada Juli 2018 lalu.
- PT Avia Avian Tbk (AVIA): adalah emiten yang bergerak di bidang industri dan perdagangan can dan tinta cetak, lak, perekat/lem, pernis, mortar atau beton siap pakai. AVIA merupakan emiten milik Hermanto Tanoko yang berhasil melantai di BEI pada 8 Desember 2018.
- PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO): merupakan emiten milik Hermanto Tanoko yang bergerak di sektor air minum dalam kemasan. CLEO berhasil melantai di BEI pada 5 Mei 2017
- PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk. (CAKK) adalah emiten yang bergerak di industri bahan bangunan dan keramik. Tanoko resmi mengakuisisi CAKK pada Oktober 2022.
- PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) adalah emiten milik Hermanto Tanoko yang bergerak di bidang ritel bahan bangunan. Emiten ini tercatat di papan utama BEI pada 25 November 2021.
Dengan bisnisnya yang menggurita tersebut, Hermanto Tanoko berhasil berada di peringkat ke-13 orang terkaya RI 2022 versi Forbes. Kekayaan Tanoko bersaudara mencapai USD3,65 miliar.
Menurut Leo (2015), Susilo Wonowidjojo (Cai Daoping) lahir di Kediri pada 1955. Susilo adah putra ketiga Surya Wonowidjojo alias Tjoa Ing Hwie, pendiri produsen rokok kretek PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Surya, yang mulai bekerja di bisnis tembakau pamannya, mendirikan Gudang Garam pada 1958. Gudang Garam melantai di bursa sejak Agustus 1990.
Susilo menggantikan posisi saudaranya Rachman Halim yang meninggal pada 2008 dan selang setahun kemudian mulai menjabat sebagai Presiden Direktur Gudang Garam. Saudara perempuan Susilo, Juni Setiawati Wonowidjojo adalah Komisaris Utama Gudang Garam. Anak laki-laki Susilo, Indra Gunawan Wonowidjojo, diangkat menjadi wakil direktur utama pada Juni 2022.
Gudang Garam tengah melakukan ekspansi ke bidang infrastruktur termasuk pembangunan dan pengembangan jalan tol pada 2019, serta sedang membangun Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur.
Pada 2022, Susilo menduduki peringkat keempat belas orang terkaya di Indonesia dengan harta USD3,5 miliar.
- Mochtar Riady & keluarga
Mochtar Riady alias Lie Mo Tie atau Li Wenzheng lahir di Jawa Timur pada 1929. Ia adalah ayah dari James Riady.
Mochtar dikenal sebagai pendiri Lippo Group, yang memiliki bisnis mulai dari perbankan, properti, ritel, hingga rumah sakit.
Menurut penjelasan Leo (2015), Mochtar menjalankan berbagai jenis bisnis di era 1950-1960, termasuk perusahaan impor bersama teman-temannya di Surabaya dan bisnis pelayaran.
Pada 1960, Mochtar bergabung dengan sebuah bank kecil. Ini menandai dimulainya karir perbankannya.
Mochtar mampu merevitalisasi beberapa bank kecil dan pada 1975 berhasil menggabungkan tiga bank kecil menjadi Bank Pan-Indonesia atau Panin Bank (Grup Panin).
Kemudian, satu dekade setelah LIEM Sioe Liong (Sudono Salim, pendirii Grup Salim) membeli Bank Central Asia/BCA (sebelum dijual ke konsorsium Hartono sang pemilik Grup Djarum), ia mengajak Riady untuk bergabung dengannya.
Leo menjelaskan, Riady ditawari 17,5 persen (salah satu sumber menyebutkan 19,8 persen) saham BCA. Meski bukan pemegang saham utama, Riady diberi kekuasaan eksekutif dan manajemen. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif BCA (Jakarta), Wakil Ketua Central Asia Capital Corp. Ltd. (Hong Kong), dan Direktur Bank Buana Indonesia (Jakarta).
Pada 1990, Riady menukarkan saham BCA miliknya dengan Liem Sioe Liong atas sahamnya di Grup Lippo. Alhasil Liem menjadi pemegang saham terbesar di BCA sedangkan keluarga Riady keluarga mengendalikan Grup Lippo.
Kepiawaian Mochtar di bisnis perbankan, sebelum adanya Krisis Moneter Asia 1997, membuatnya dijuluki ‘Dokter Bank’ (Richard Borsuk & Nancy Chng [2014]).
Mochtar Riady dan keluarga menduduki peringkat ke-29 orang terkaya Indonesia 2022 versi Forbes dengan harta USD1,45 miliar.
Murdaya Widyawimarta Poo alias Poo Tjie Guan atau Fu Zhikuan lahir pada 12 Januari 1941 di Blitar, Jawa Timur.
Mengutip Leo (2015), Poo mengenyam pendidikan sekolah menengah di Malang Zhongxue (Malang). Setelah lulus ia melanjutkan studi Ilmu Ekonomi di Universitas Indonesia (UI) dan memperoleh gelar sarjana (S-1) pada 1966. Poo adalah pemilik Berca Retail Group dan pendiri serta pemilik PT Central Cipta Murdaya Group sejak 1970. Beliau juga merupakan pemilik rumah sakit, Rumah Sakit Yayasan Paramita.
Menurut Forbes, Jakarta International Expo miliknya adalah salah satu pusat konvensi terbesar di Jakarta.
Poo juga memiliki saham dalam jumlah besar di emiten properti PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) di mana tiga dari empat anaknya menduduki kursi dewan direksi. MKPI merupakan induk dari Pondok Indah Group yang didirikan pada 1972.
Selain nama-nama di atas, ada nama Alexander Tedja yang merupakan bos properti PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan bos perusahaan barang konsumen Wings Eddy Katuary. (Lihat tabel di bawah ini.)
(ADF)