Dari sisi operasional, produksi CPO mengalami turun sebesar 8 persen dari 149,5 ribu ton menjadi 137,6 ribu ton, seiring dengan turunnya pasokan TBS sebesar 8,7 persen, dari 525 ribu ton menjadi 479 ribu ton.
Penurunan volume TBS ini turut berdampak pada berkurangnya produksi PK dan PKO masing-masing sebesar 8,1 persen dan 17,2 persen. Penurunan TBS dan produk kelapa sawit tersebut terutama disebabkan oleh kurangnya curah hujan dalam 10–12 bulan sebelumnya.
Selain itu, proses replanting perseroan yang telah menumbang lebih dari 3.000 hektare pohon kelapa sawit hingga kuartal I-2025, juga berkontribusi terhadap berkurangnya produksi TBS.
Sementara segmen produk kayu mencatatkan kinerja positif pada kuartal I-2025. Pendapatan dari produk panel meningkat 6,3 persen menjadi Rp171,7 miliar, dan produk engineered flooring tumbuh 13,5 persen menjadi Rp76,3 miliar.
“Pertumbuhan ini, selain ditopang oleh peningkatan volume penjualan panel sebanyak 4,2 persen dan engineered flooring sebesar 2,8 persen, juga didukung oleh kenaikan ASP produk engineered flooring sebesar 10,9 persen menjadi USD 32,07 per meter kubik,” kata Andrianto.