sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Blibli (BELI) Siap Melantai, Bedah 'Amunisi' Lawan Bukalapak-GOTO

Market news editor Melati Kristina - Riset
24/10/2022 06:30 WIB
Emiten teknologi kembali masuk bursa, ini bisa menjadi indikasi semakin majunya ekonomi digital Tanah Air. Bagaimana prospek industri ini kedepannya?
Blibli (BELI) Siap Melantai, Bedah 'Amunisi' Lawan Bukalapak-GOTO. (Foto: MNC Media)
Blibli (BELI) Siap Melantai, Bedah 'Amunisi' Lawan Bukalapak-GOTO. (Foto: MNC Media)

Besarnya laba bersih BUKA di periode ini disumbang dari perolehan laba nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi mencapai Rp9,79 triliun. Jumlah tersebut diperoleh dari investasi di BBHI.

Dikutip dalam surat Bukalapak kepada BEI pada 11 Mei 2022, manajemen menjelaskan kepada pihak bursa, kepemilikan BUKA atas investasi pada saham tercatat di bursa kurang dari 20% (yakni BBHI).

Masih Prospektif, Meski Saham Terkontraksi

Selain masih membukukan rugi bersih, emiten tekno memiliki kinerja saham yang terkontraksi. Meski begitu, kinerja sektor tekno terutama e-commerce masih potensial di masa depan.

Melansir BEI, harga saham BUKA pada saat listingatau melantai perdana di bursa menyentuh Rp1.060/saham, atau melesat menyentuh ARA 25 persen dengan persentase kenaikan sebesar 24,71 persen dari harga IPOnya yakni Rp850/saham.

Akan tetapi, sahamnya terus ambles, bahkan pada perdagangan Senin (17/10), saham BUKA menyentuh harga terendahnya yaitu Rp250/saham.

Hingga Rabu (19/10), harga saham BUKA sudah turun hingga minus 70,59 persen dibanding harga IPOnya. Sementara kinerjanya secara year to date (YTD) juga ambles hingga minus 40 persen.

Tak hanya BUKA, GOTO juga mencatatkan harga saham yang melesat setelah listing. Adapun berdasarkan data BEI pada 11 April 2022, harga saham GOTO menyentuh Rp382/saham. Sementara harga IPO emiten tekno ini sebesar Rp338/saham.

Namun, harga saham GOTO juga terus turun menyentuh Rp194/saham pada 13 Mei 2022. Kendati demikian saham GOTO mampu bangkit menyentuh harga tertingginya yaitu Rp404/saham pada 15 Juni 2022.

Sementara data BEI per Rabu (19/10) mencatat, harga saham GOTO berada di level Rp204/saham dengan kinerja harga saham turun minus 39,64 persen dibanding harganya saat listing. (Lihat grafik di bawah ini.)

Kendati demikian, GOTO masih memiliki fundamental perusahaan yang baik. Terbukti dengan masuknya GOTO ke dalam tiga indeks sekaligus yaitu LQ45, IDX30, dan IDX80.

Sebagaimana diketahui, LQ45 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang punya likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

Demikian pula dengan IDX30 dan IDX80, yang mengukur kinerja masing-masing 30 dan 80 saham pilihan yang tergolong sangat likuid dan punya kapitalisasi pasar jumbo.

Selain itu, GOTO juga mempunyai ekosistem digital terdepan di kawasan Asia Tenggara dan terbesar di Tanah Air berdasarkan nilai GTV (gross transaction value/nilai transaksi bruto). Melansir prospektus perusahan, nilai GTV GOTO pada kuartal II-2022 mencapai Rp150,5 triliun.

Tak hanya GOTO, Blibli juga punya prospek menarik kedepannya. Berdasarkan Frost & Sullivan dan Euromonitor, sebagaimana dikutip dalam prospektus IPO, pertumbuhan CAGR Blibli di tahun 2025 mendatang diproyeksikan mencapai 11 persen menjadi USD436 miliar.

Adapun sektor tekno khususnya e-commerce juga diramal punya masa depan yang cerah.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebutkan, nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 diproyeksikan akan mencapai USD146 miliar dan menguasai 40 persen pangsa pasar ekonomi internet di Asia Tenggara.

Sementara sektor e-commerce jadi penopang utama ekonomi digital di Tanah Air dengan nilai pendapatan dari sektor tersebut yang mencapai USD104 miliar.

Ramainya emiten tekno terutama e-commerce yang manggung di bursa menjadi indikasi majunya perkembangan ekonomi digital Tanah Air. Terlebih, emiten-emiten ini juga memiliki ekosistem bisnis kuat dengan melibatkan nama-nama besar yang menunjang industri teknologi ini.

Walaupun, tentu saja, investor tetap mesti perlu mengulik jeroan dan prospek masing-masing emiten sebelum menanamkan dana investasi.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement