sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Blibli (BELI) Siap Melantai, Bedah 'Amunisi' Lawan Bukalapak-GOTO

Market news editor Melati Kristina - Riset
24/10/2022 06:30 WIB
Emiten teknologi kembali masuk bursa, ini bisa menjadi indikasi semakin majunya ekonomi digital Tanah Air. Bagaimana prospek industri ini kedepannya?
Blibli (BELI) Siap Melantai, Bedah 'Amunisi' Lawan Bukalapak-GOTO. (Foto: MNC Media)
Blibli (BELI) Siap Melantai, Bedah 'Amunisi' Lawan Bukalapak-GOTO. (Foto: MNC Media)

Selain BBCA, Blibli juga bekerja sama dengan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) sebagai perusahaan yang memiliki afiliasi komunikasi dengan perusahaan.

Tak hanya itu, konglomerasi Grup Djarum juga mengakuisisi salah satu start up pemesanan tiket online di Tanah Air yaitu tiket.com di tahun 2017. Sementara sebanyak 99,99 persen saham tiket.com dikendalikan langsung oleh Blibli.

Selain mengakuisisi tiket.com, Blibli juga mengakuisisi perusahaan ritel untuk memperkuat ekspansi bisnis. Adapun perusahaan ritel tersebut adalah Ranch Market, yang sahamnya diakuisisi sebesar 51 persen pada 30 September 2021.

Selain perusahaan-perusahaan di atas, Blibli juga memiliki investasi yang luas.Salah satunya di bidang bisnis teknologi, Blibli berinvestasi di raksasa ride hailing seperti Grab, aplikasi kesehatan Halodoc, hingga raksasa tekno yaitu GOTO.

Blibli juga berinvestasi di berbagai sektor, seperti media (Kumparan, IDN Media, Kaskus, dan Getplus), hotel dan real estate (Grand Indonesia, Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, dan Padma Hotel), hingga bisnis industrial dan pertanian (PT Agra Bareksa dan Ecogreen Oleochemicals).

Bagaimana dengan Bukalapak?

Serupa dengan GOTO dan Blibli, BUKA juga tak kalah dalam segi kekuatan ekosistem bisnis. Tercatat, emiten e-commerce ini berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan yang bergerak di berbagai sektor seperti DANA hingga Grab.

Di sektor finansial, BUKA menjalin kerja sama dengan DANA sebagai penyedia layanan pembayaran digital di platform e-commerce Bukalapak. Selain itu, DANA (yang sebagian sahamnya dimiliki Grup Emtek) juga memfalitasi pengguna Bukalapak untuk melakukan pembayaran pulsa, token listrik, hingga multifinance.

Sedangkan bersama perusahaan teknologi di bidang transportasi yakni Grab, BUKA bekerja sama dalam menyediakan layanan logistik melalui GrabExpress.

Selain Grab dan DANA, BUKA juga memiliki kerja sama dengan unit bisnis CT Corp yaitu Trans Retail Indonesia. Melalui kerja sama tersebut, dua perusahaan tersebut meluncurkan platform belanja kebutuhan sehari-hari yaitu AlloFresh.

AlloFresh merupakan perusahaan yang menawarkan berbagai kebutuhan sehari-hari yang dikirimkan dalam waktu 30 menit hingga 3 jam dari aplikasi.

BUKA juga memiliki saham PT Allo Bank Indonesia (BBHI), yang merupakan emiten bank digital milik CT Corp melalui right issuepada Januari lalu. Adapun BUKA menggenggam sebesar 11,49 persen saham dari BBHI.

Di samping itu, BUKA juga dikendalikan oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau Emtek yang menguasai media seperti SCTV hingga Indosiar.

Melansir dari data BEI, kepemilikan saham EMTK di BUKA per 30 September 2022 mencapai 24,63 persen.

Selain EMTK, dua investor asing juga tercatat memegang saham BUKA. Adapun API Investment Limited, perusahaan asal Hongkong—bagian dari raksasa e-commerce China Alibaba--menggenggam 13,05 persen saham BUKA.

Sementara Archipelago Investment Pte Ltd asal Singapura juga menguasai saham BUKA sebesar 9,45 persen.

Archipelago Investment merupakan perusahaan investment holding asal Singapura yang dimiliki oleh Government of Singapore Investment Corporation (GIC).

Gencar ‘Bakar Uang’, Emiten Tekno Masih Alami Rugi

Melansir laporan keuangan emiten pada semester I-2022, kinerja keuangan emiten-emiten tekno pada umumnya masih membukukan rugi bersih.

Blibli, misalnya, yang membukukan rugi bersih sebesar Rp2,48 triliun di tengah melesatnya pendapatan bersih perusahaan hingga 123,76 persen di periode ini.

Adapun pendapatan bersih yang diperoleh emiten e-commerceini di semester I-2022 mencapai Rp6,71 triliun.

Dari segmen beban perusahaan, Blibli mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 121,74 persen menjadi Rp6,15 triliun.

Sedangkan beban penjualan perusahaan e-commerce ini juga meningkat hingga 97,43 persen menjadi Rp1,40 triliun.

Dari seluruh segmen beban penjualan, beban dari iklan dan pemasaran naik secara signifikan hingga 119,22 persen menjadi Rp869,22 miliar di periode ini. Adapun iklan dan pemasaran berkontribusi hingga 61,99 persen terhadap beban penjualan Blibli.

Senada dengan Blibli, GOTO juga menggelontorkan dana untuk kebutuhan iklan dan promosi yang jumbo. Melansir dari laporan keuangan di semester I-2022, biaya promosi GOTO mencapai Rp3,49 triliun. Adapun beban dari segmen ini melonjak hingga 309,36 persen secara year on year (yoy).

Sementara biaya untuk iklan dan pemasaran juga meningkat hingga 129,60 persenmenjadi Rp2,18 triliun. Bila diakumulasi, total biaya iklan pemasaran dan promosi memiliki porsi 29,62 persen dari  total beban GOTO di semester I-2022.

Kendati demikian, GOTO masih mencatatkan kenaikan pendapatan bersih yang mencapai 73,32 persen, walaupun memang masih membukukan rugi bersih di periode ini.(Lihat tabel di bawah ini.)

Adapun pendapatan bersih yang diperoleh GOTO di semester I-2022 mencapai Rp3,40 triliun. Sedangkan rugi bersih yang dibukukan sebesar Rp13,65 triliun.

Berbeda dengan dua perusahaan tekno yang masih menanggung rugi, BUKA justru mencatatkan laba bersih di semester I-2022 sebesar Rp8,59 triliun. Angka ini bahkan lebih besar dari pendapatan bersih BUKA yang hanya sebesar Rp1,69 triliun.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement