IDXChannel - Bank Sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ), kembali mempertahankan posisi suku bunga acuannya di level yang sangat rendah (ultralow), yaitu negatif 0,1 persen.
Keputusan tersebut diambil usai disepakati dalam pemungutan suara anggota dewan, yang dilaksanakan hanya beberapa jam pasca pasca Bank Sentral AS, Federal reserves (The Fed), mengumumkan kenaikan suku bunganya sebesar 75 bps, sekaligus menjadi kenaikan bunga ketiga kalinya secara berturut-turut yang diterapkan di Negeri Paman Sam.
Sementara bagi BoJ, langkah menahan suku bunga kali ini merupakan tindak lanjut dari kebijakan suku bunga jangka pendek di wilayah negatif yang telah diterapkan selama lebih dari tujuh tahun terakhir. Langkah ini diambil guna melawan tren perlambatan nyata yang tengah terjadi dalam perekonomian negara tersebut.
Meski berkebalikan dengan tren global, kebijakan ini telah sesuai dengan proyeksi 49 ekonom yang telah disurvei oleh Blommberg, di mana seluruh ekonom sejak awal memang meyakini bahwa Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda, bersama anggota dewan bakal mempertahankan program kontrol kurva imbal hasil bank sentral dan pembelian asetnya.
Praktis, kebijakan bunga rendah ini semakin mengisolasi perekonomian Negeri Matahari Terbit dari gelombang pengetatan kebijakan global, sekaligus membanting nilai tukar yen ke level terendah dalam 24 tahun terakhir.