sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Dibuka Melemah Tertekan Deretan Tarif Baru Trump

Market news editor Febrina Ratna Iskana
26/09/2025 09:31 WIB
Bursa saham Asia dibuka bergejolak pada Jumat (26/9/2025) setelah Trump mengumumkan deretan tarif baru yang memberatkan.
Bursa Asia Dibuka Melemah Tertekan Deretan Tarif Baru Trump. (Foto: Inews Media Group)
Bursa Asia Dibuka Melemah Tertekan Deretan Tarif Baru Trump. (Foto: Inews Media Group)

"Saat ini, hal itu menambah sedikit ketidakpastian yang kita miliki dalam hal aset berisiko," kata analis pasar di IG, Tony Sycamore, dilansir dari Reuters, Jumat (26/9/2025).

Tantangan lain bagi pasar saham yaitu berkurangnya ekspektasi penurunan suku bunga agresif Federal Reserve (The Fed), setelah serangkaian data pada Kamis menunjukkan ekonomi AS masih dalam kondisi yang kurang baik.

"Banjir data, memberi ekonomi AS kesempatan baru untuk bangkit," kata para ekonom di Wells Fargo dalam sebuah catatan.

"Pada akhirnya, angka PDB terbaru menunjukkan bahwa ekonomi AS tidak dapat disangkal tangguh pada paruh pertama tahun ini meskipun pendekatan kebijakan perdagangan AS terkadang berubah-ubah," tulisnya.

Para pedagang memperkirakan penurunan suku bunga hanya sekitar 39 basis poin pada Desember tahun ini, turun dari lebih dari 40 basis poin awal pekan ini.

Fokus sekarang akan tertuju pada data PCE yang akan dirilis Jumat, yang dapat memberikan kejelasan lebih lanjut tentang prospek suku bunga.

"Ada optimisme bullish yang terbangun di pasar, karena semua orang mulai berpikir kita akan mendapatkan antara empat dan enam penurunan suku bunga, dan sekarang saya pikir kita mungkin melihat paling banyak empat, dan mungkin itu pun terasa agak terlalu murah hati pada saat ini hingga akhir tahun 2026," kata Sycamore dari IG.

Meskipun sebagian besar pembuat kebijakan The Fed terus bersikap hati-hati terhadap laju pelonggaran moneter di masa mendatang, pembuat kebijakan terbaru bank sentral, Stephen Miran, pada Kamis mendesak pemotongan suku bunga AS yang tajam untuk mencegah keruntuhan pasar tenaga kerja.

Menurunnya ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed pada gilirannya telah mengangkat dolar, yang sempat mendekati level 150 yen pada hari hari ini.

Euro terakhir kali dibeli di USD1,1668, setelah melemah 0,6 persen pada sesi sebelumnya, sementara poundsterling sedikit berubah di USD1,3344.

Di sektor komoditas, harga minyak naik pada hari Jumat, dengan minyak mentah Brent naik 0,24 persen menjadi USD69,59 per barel, sementara minyak mentah AS naik 0,43 persen menjadi USD65,26 per barel.

Trump mengatakan pada Kamis bahwa ia yakin Turki akan menyetujui permintaannya untuk menghentikan pembelian minyak Rusia dan bahwa ia mungkin akan mencabut sanksi AS terhadap Ankara agar dapat membeli jet tempur F-35 Amerika yang canggih, setelah pembicaraan selama dua jam dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan.

Sementara itu, harga emas spot sedikit menguat ke USD3.751,69 per ons.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement