Sementara konflik Rusia dan Ukraina yang belum menemui ujung masih memukul pasokan dan membuat harga minyak dan komoditas energi tetap tinggi, sekaligus masih menempatkan inflasi di laju tertingginya.
"Pergerakan yang cukup kuat atas yield obligasi selama dua minggu terakhir telah menjadi yang terbesar sejak krisis keuangan global," kata ahli strategi tarif NatWest Markets Jan Nevruzi, dilansir Reuters, Rabu (23/3/2022).
Untuk saat ini, Jan menilai investor meyakini fundamental ekonomi AS cukup kuat untuk menahan hambatan perang di Ukraina dan inflasi.
Dirinya meyakini iklim industri dan bisnis yang besar dengan arus kas yang baik di AS yang baik dapat menahan sentimen global.
"Mungkin pada titik tertentu pasar mulai memperkirakan adanya penurunan ekonomi, terutama saat The Fed memulai serangkaian kenaikan 50 bp suku bunga," tukasnya. (TYO)