IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung melemah pada Jumat (8/8/2025), mengikuti penurunan di Wall Street semalam.
Sementara itu, indeks Jepang melesat, didorong laporan kinerja positif dan harapan bahwa Amerika Serikat (AS) akan mencabut tarif ganda atas produk Jepang.
Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,4 persen, dengan pasar Hong Kong memimpin pelemahan. Hal ini terjadi setelah saham-saham AS menutup sesi sebelumnya dengan penurunan ringan, meski sempat mendekati level tertinggi dalam sepekan.
Sebaliknya, saham Jepang melonjak tajam. Indeks Nikkei 225 naik 2 persen, sementara Topix menembus rekor baru, untuk pertama kalinya diperdagangkan di atas level 3.000.
Mengutip Reuters, saham SoftBank Group sempat melesat hingga 11 persen setelah perusahaan teknologi itu membukukan laba pada kuartal pertama, berbalik dari kerugian. Saham Sony Group juga menguat 6 persen, melanjutkan kenaikan 4,1 persen sehari sebelumnya yang didorong oleh laporan keuangan yang solid.
Kontrak berjangka (futures) saham AS menunjukkan sinyal penguatan lanjutan. S&P 500 e-minis naik 0,3 persen dan kontrak berjangka Nasdaq naik 0,4 persen, mengarah ke penguatan selama tiga hari berturut-turut.
"Reli saham terjadi di tengah sinyal kuat bahwa Federal Reserve mulai berbalik arah ke kebijakan yang lebih dovish," ujar Tony Sycamore, analis pasar dari IG di Sydney.
Presiden AS Donald Trump pada Kamis menyatakan akan mencalonkan Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Stephen Miran untuk mengisi kursi kosong di Federal Reserve (The Fed).
Sementara itu, Gedung Putih masih mencari anggota tetap untuk dewan gubernur bank sentral, serta kandidat baru untuk menggantikan Jerome Powell yang masa jabatannya berakhir pada 15 Mei 2026.
Pasar juga menanggapi laporan Bloomberg News bahwa Gubernur The Fed Christopher Waller menjadi kandidat terdepan untuk menggantikan Powell.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik ke 4,2461 persen, dari posisi 4,244 persen pada penutupan Kamis. Kenaikan ini terjadi setelah permintaan terhadap lelang obligasi 30 tahun yang lemah—melanjutkan tren lesunya minat investor sepanjang pekan ini.
Kenaikan saham Jepang terjadi di tengah laporan keuangan yang beragam dari para eksportir besar. Beberapa perusahaan seperti Toyota Motor memangkas proyeksi laba, sementara Sony dan Honda menyatakan dampak perlambatan global tidak seburuk yang dikhawatirkan.
Menjelang mulai berlakunya tarif baru AS, negosiator perdagangan Jepang mengungkapkan bahwa pemerintah AS berjanji menyempurnakan struktur tarifnya agar tidak terjadi pungutan ganda atas produk Jepang.
Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,6 persen, dipimpin oleh pelemahan saham teknologi. Indeks saham unggulan China, CSI 300, juga melemah 0,1 persen. Indeks saham Australia ikut turun 0,2 persen. (Aldo Fernando)