Kementerian Luar Negeri China juga menyatakan, Presiden Xi Jinping belum berbicara dengan Trump belakangan ini, dan kedua pemerintahan mereka tidak sedang berusaha membuat kesepakatan tarif. Pernyataan ini bertentangan dengan klaim Trump dalam wawancara dengan majalah Time.
Analis J.P. Morgan dalam catatannya memperkirakan angka PDB kuartal I dan data ketenagakerjaan AS untuk April masih ditopang oleh lonjakan pembelian guna menghindari tarif baru. Namun, penurunan pengiriman barang dari China ke AS menandakan potensi tekanan dalam waktu dekat.
"Ketahanan data ekonomi riil kini berpacu dengan waktu," tulis analis J.P. Morgan, menunjuk penurunan pengiriman dari China ke AS sebesar 42 persen dalam 10 hari terakhir. Jika tren ini berlanjut, dampaknya diperkirakan akan terasa di seluruh rantai pasok.
"Pemutusan hubungan dagang AS-China yang mengkhawatirkan tampaknya mulai terjadi, dan kami memperkirakan kerusakannya terus membesar dalam beberapa minggu dan bulan mendatang," tambah mereka.
Tarif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump mengguncang kepercayaan terhadap aset-aset AS. Meskipun beberapa langkah mundur dari kebijakan sebelumnya membantu indeks S&P 500 memulihkan sebagian besar kerugiannya pada awal April, dolar hanya mampu stabil tanpa membukukan rebound besar.