sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Menguat setelah Pemerintah China Menjanjikan Stimulus Ekonomi

Market news editor Febrina Ratna
25/07/2023 10:24 WIB
Saham Asia melonjak pada Selasa (25/7/2023) setelah Pemerintah China menjanjikan kebijakan untuk mendukung ekonomi yang tersendat.
Bursa Asia Menguat setelah Pemerintah China Menjanjikan Stimulus Ekonomi. (Foto: MNC Media)
Bursa Asia Menguat setelah Pemerintah China Menjanjikan Stimulus Ekonomi. (Foto: MNC Media)

Indeks pengembang di China daratan (.HSMPI) melonjak 10,5% pada hari Selasa. Sementara itu dari pasar mata uang, yuan China di luar negeri menguat 0,4% menjadi 7,1573 per dolar.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam rival utama, turun 0,108%, sedangkan yen Jepang bertambah 0,07% menjadi 141,36 per dolar.

Euro naik 0,11% menjadi USD1,1074, setelah mencapai level terendah dua minggu USD1,1059 di awal sesi setelah survei pada hari Senin menunjukkan aktivitas bisnis zona euro menyusut lebih dari yang diharapkan pada bulan Juli, memicu kembali kekhawatiran resesi.

Pasar mengantisipasi Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Kamis tetapi apa yang terjadi setelah itu masih harus dilihat.

Di Amerika Serikat, aktivitas bisnis melambat ke level terendah lima bulan pada Juli, terseret oleh perlambatan pertumbuhan sektor jasa, menurut survei yang diawasi ketat pada Senin. Perlambatan dapat dilihat secara positif di Fed, yang ingin melihat aktivitas tenang untuk menurunkan inflasi.

Para pembuat kebijakan secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Rabu, dengan investor dan ekonom mengharapkan kenaikan itu menjadi yang terakhir dalam siklus pengetatan Fed saat ini.

Di pasar energi, minyak mentah AS naik 0,17% menjadi USD78,87 per barel dan Brent berada di USD82,84, naik 0,12% pada hari itu. Emas spot bertambah 0,4% menjadi USD1.961,43 per ons.

Gandum berjangka AS mencapai level tertinggi lima bulan pada hari Selasa, memperpanjang kenaikan menyusul serangan Rusia terhadap pelabuhan Ukraina dan infrastruktur biji-bijian yang memicu kekhawatiran tentang pasokan global jangka panjang dan keamanan pangan.

(FRI)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement