IDXChannel – Bursa saham Asia naik pada perdagangan Kamis (16/10/2025), di tengah kenaikan dua indeks utama Wall Street, Nasdaq dan S&P 500.
Menurut data pasar, pukul 09.19 WIB, Indeks Nikkei 225 menguat 0,84 persen, sementara indeks Topix yang lebih luas terkerek 0,45 persen.
Kenaikan ini memperpanjang tren positif dari hari sebelumnya, seiring investor mencermati ketidakpastian politik di Jepang dan momentum kuat di pasar saham yang ditopang musim laporan keuangan.
Mengutip Trading Economics, Partai Liberal Demokratik (LDP) Jepang yang berkuasa mengusulkan pemungutan suara untuk memilih perdana menteri baru pada 21 Oktober. Namun, partai oposisi belum menyepakati tanggal tersebut, sehingga arah dukungan terhadap Sanae Takaichi dari LDP masih belum jelas.
Shanghai Composite terkerek 0,31 persen, Hang Seng Hong Kong terapresiasi 0,23 persen, KOSPI Korea Selatan tumbuh 1,76 persen, dan ASX 200 Australia bertambah 0,94 persen.
Sentimen pasar juga didorong awal musim laporan keuangan yang solid, diperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga di AS dan tingginya permintaan untuk teknologi kecerdasan buatan (AI).
Di Wall Street, indeks Nasdaq dan S&P 500 mengakhiri sesi perdagangan yang berfluktuasi dengan kenaikan pada Rabu. Saham Bank of America dan Morgan Stanley melonjak setelah merilis hasil kinerja yang positif, sementara indeks Dow Jones ditutup sedikit melemah.
Sentimen kian terbantu setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent menegaskan bahwa Washington tidak ingin memperburuk ketegangan dagang dengan China, serta menyampaikan bahwa Presiden Donald Trump siap bertemu Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan akhir bulan ini.
Saham Bank of America naik 4,4 persen dan saham Morgan Stanley meningkat 4,7 persen. Secara keseluruhan, laporan keuangan kuartal ketiga dari bank-bank besar AS yang menjadi pembuka musim laporan keuangan pekan ini sebagian besar melampaui ekspektasi. Indeks perbankan S&P 500 tercatat naik 1,2 persen.
Di sektor AI, sebuah konsorsium investor yang mencakup BlackRock, Microsoft, dan Nvidia mengakuisisi salah satu operator pusat data terbesar di dunia yang memiliki hampir 80 fasilitas, dalam kesepakatan senilai USD40 miliar. Langkah ini bertujuan mengamankan kapasitas komputasi penting untuk pengembangan AI.
Sementara itu, investor juga mencermati kabar bahwa seorang hakim federal di California memerintahkan pemerintahan Trump untuk menghentikan pemutusan hubungan kerja massal selama penutupan sebagian kegiatan pemerintahan. (Aldo Fernando)