Dengan ancaman langsung terhadap jalur pelayaran vital Selat Hormuz yang tampaknya telah mereda, harga minyak mentah AS kembali melemah 3,4 persen ke USD66,15 per barel — terendah sejak 11 Juni.
“Karena pasar kini melihat risiko eskalasi telah berakhir, perhatian kemungkinan akan bergeser ke tenggat tarif yang semakin dekat dalam dua minggu ke depan,” kata ahli strategi suku bunga senior Asia-Pasifik di TD Securities, Prashant Newnaha.
“Kami memperkirakan penyelesaian konflik Timur Tengah yang lebih cepat dari dugaan ini akan mendorong harapan penyelesaian yang lebih cepat pula dalam isu tarif dan kesepakatan dagang,” ujarnya.
Aset berisiko menguat, dengan kontrak berjangka S&P 500 naik 0,6 persen dan Nasdaq berjangka menguat 0,9 persen. Kontrak berjangka Eurostoxx 50 melonjak 1,3 persen dan FTSE futures naik 0,4 persen.
Indeks saham Asia-Pasifik di luar Jepang versi MSCI melonjak 1,8 persen, sementara indeks Nikkei Jepang menguat 1,09 persen.