Dia memastikan hingga saat ini belum ada rencana manajemen untuk mengakuisisi tambang batu baru. Pasalnya, TOBA sudah memiliki komitmen keberlanjutan “Towards a Better Society 2030” serta strategi perseroan untuk mencapai target netralitas karbon pada tahun 2030.
Dengan habisnya cadangan tersebut, kata dia, kinerja keuangan TOBA akan berpengaruh karena selama ini bisnis batu bara menjadi penopang utama. Untuk mengatasi hal tersebut, perseroan akan melakukan ekspansi ke bisnis energi baru terbarukan (EBT) dan pengolahan limbah, yang didukung pendanaannya dari divestasi dua Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) senilai USD144,8 juta.
"Kami sudah menghitung berapa EBITDA yang harus kami gantikan, makanya dengan dana USD144 juta tadi ini bisa mempercepat kami untuk bisa mencari bisnis yang memiliki pendapatan untuk menggantikan PLTU dan bisnis batu bara tadi," kata Juli.
(Rahmat Fiansyah)