IDXChannel - PT Cakra Buana Resources Tbk (CBRE) berencana membeli armada kapal raksasa Hai Long 106 untuk mendukung ekspansi ke segmen angkutan internasional. Kapal tersebut ditargetkan bisa beroperasi penuh pada tahun depan.
Director & Corporate Secretary CBRE, Amanda Octania mengatakan, armada kapal tersebut akan digunakan untuk mendukung kinerja perseroan di segmen pelayaran offshore. Selama ini, perseroan fokus pada angkutan laut domestik.
Untuk mengakuisisi kapal ini, CBRE akan meminta restu dari pemegang saham lewat RUPSLB yang dijadwalkan 25 September 2025.
"Setelah persetujuan RUPSLB perseroan, penjual akan menerbitkan Bill of Sale (Akta Jual Beli Kapal) kepada perseroan," katanya dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Minggu (21/9/2025).
Amanda menambahkan, proses peralihan bendera (re-flagging) kapal dari bendera asal ke bendera Indonesia dan peralihan milik (title transfer) dilakukan pada September-November 2025.
Selama proses peralihan, kapal Hai Long akan tetap dioperasikan oleh pemilik lama untuk mengerjakan proyek yang sedang berjalan. Kemudian proses finalisasi transaksi hingga peralihan title transfer diharapkan selesai pada akhir Desember 2025, sehingga bisa dioperasikan CBRE secara penuh pada awal 2026.
Amanda mengatakan, akuisisi ini dilatarbelakangi peluang kerja sama dari mitra strategis, yakni perusahaan global di bidang Engineering, Procurement, Construction, and Installation (EPCI) serta offshore oil & gas operator. Kerja sama ini dapat berupa time charter, voyage charter, atau subcontract pipelay services untuk proyek instalasi pipa bawah laut, konstruksi lepas pantai, dan service pendukung offshore lainnya.
Kapal Hai Long 106 merupakan kapal berjenis pipelay & lifting vessel yang diakuisisi dari anak usaha Hilong Energy Ltd, Hilong Shipping Holding Ltd. Kapal sepanjang 161,93 meter tersebut memiliki crane dengan daya angkut 3.000 ton.
Nilai pembelian kapal raksasa ini mencapai USD100 juta atau sekitar Rp1,6 triliun. Biaya akuisisi kapal tersebut rencananya menggunakan dana hasil rights issue. Namun, kata Amanda, rencana rights issue yang awalnya masuk dalam agenda RUPSLB ditunda. Perseroan berencana memberitahukan kembali bila waktu pelaksanaan telah ditetapkan.
Harga saham CBRE yang sempat menyentuh level Rp18 per saham atau Rp82 miliar membuat nilai akuisisi kapal tersebut jauh di atas nilai kapitalisasi pasar perseroan.
Rencana akuisisi kapal ini membuat harga saham emiten milik pengusaha Happy Hapsoro itu naik tajam. Sejak awal 2025, harganya melejit lebih dari 3.000 persen. Selain akuisisi kapal, rumor kolaborasi CBRE dengan Hafar Group juga mengemuka meski dibantah oleh PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA).
(Rahmat Fiansyah)