IDXChannel - Untuk mencegah serangan penyakit pada ikan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saat ini tengah mengembangkan vaksin Ikan Nila.
Dalam keterangan resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rabu (6/1/2021), ikan nila termasuk jenis hewam yang rentan terhadap dua penyakit yang timbul bersamaan (ko-infeksi), yaitu Motile Aeromonas Septicemia (MAS) dan Streptococcosis, dengan nilai angka kesakitan (insidensi) sebesar 60% dari total populasi ikan nila. Dengan hadirnya vaksin kombinasi antara A. hydrophila S.
Dikatakan Kepala BRSDM KKP Sjarief Widjaja, arahan untuk mengembangkan perikanan budidaya ini merupakan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo kepada KKP.
"Kami merespon arahan tersebut melalui riset dan peningkatan kapasitas SDM, salah satunya di bidang pengembangan vaksin untuk ikan, dalam hal ini adalah caprivac hydrogalaksi," ujar Sjarief dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/1/2021).
Pengembangan vaksin ini, lanjut Sjarief, dilakukan melalui kerja sama antara Balai Riset Perikananan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP), di bawah supervisi Pusat Riset Perikanan (Pusriskan) KKP, dengan PT Caprifarmindo Laboratories.