Di samping itu, pendapatan perseroan naik sebesar 9,5% secara tahunan menjadi Rp6,76 triliun, didorong oleh peningkatan penjualan dari bisnis pakan dan segmen makanan.
Namun, beberapa pos biaya juga mencatatkan kenaikan seiring dengan peningkatan penjualan dan program penetrasi pasar perseroan dalam segmen makanan olahan.
Beban penjualan CPRO naik sebesar 17,0% menjadi Rp315,57 miliar dan beban umum dan administrasi juga naik tipis sebesar 0,9% menjadi Rp347,29 miliar.
Hendri menegaskan, pasca pelunasan hutang Tranche A dari SFA, tersisa utang Tranche B dari SFA dengan total sekitar USD16 juta atau kurang lebih setara dengan Rp250 miliar yang akan jatuh tempo pada tahun 2026.
Hendri mengungkapkan bahwa di tahun ini perseroan akan fokus meningkatkan penjualan di kedua segmen bisnis utama perseroan yaitu produk makanan boga bahari dan pakan, budidaya perikanan dan makanan hewan kesayangan.