“Realisasi rencana capex perseroan yang mencakup kedua lini bisnis utama menjadi kunci pertumbuhan, karena kapasitas produksi yang terbatas,” ujar Hendri.
Lebih lanjut, pelunasan hutang SFA lebih dini mengurangi beban keuangan perseroan, sehingga penghematan biaya ini dapat digunakan untuk mendanai capex ekspansi perseroan di bidang pengolahan makanan boga bahari dan pabrik pakan.
Dalam waktu dekat, CPRO juga telah merencanakan untuk mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) terkait dengan pengunduran diri Komisaris Perseroan, Mr. Michael Nacson dan Mr. Tobias Damek.
Kedua Komisaris Perseroan ini sebelumnya diangkat melalui RUPSLB pada tahun 2018 untuk mengemban tugas khusus agar perseroan dapat menyelesaikan kewajiban finansial pasca restrukturisasi obligasi.
Sebelumnya, CPRO menandatangani senior facilities agreement (SFA) senilai USD76,51 juta. Pinjaman tersebut digunakan untuk restrukturisasi utang anak usaha yaitu Blue Ocean Resources Pte. Ltd (BOR). Fasilitas yang diteken pada 15 September 2021 lalu terdiri dari dua bagian.