IDXChannel – Tol Layang Jakarta-Cikampek merupakan salah satu proyek strategis yang dikerjakan pemerintah sejak pertengahan 2017.
Dalam pengerjaan konstruksinya, kolaborasi yang dilakukan PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Acset Indonusa Tbk, anak usaha PT Astra International Tbk. berhasil menyelesaikan pembangunan tol tersebut kurang dari tiga tahun.
Pengerjaan proyek tol tersebut menggunakan metode Sosro Bahu. Teknologi karya anak bangsa itu memungkinkan pengerjaan tol dengan minim gangguan, sehingga pengguna tol di bawah bisa tetap berjalan di tengah proses pembangunan.
Selama pembangunan, pengguna tol Jakarta-Cikampek existing memang merasakan kemacetan karena pengerjaan mengambil sebagian lajur. Meski begitu, kontraktor melebarkan jalan untuk meminimalisir kemacetan dampak dari pengerjaan proyek. Proses pengerjaan itu memang sangat rawan macet. Apalagi, ada dua proyek lain yang secara paralel dikerjakan yaitu LRT Jabodebek dan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Bicara soal teknologi yang digunakan yakni Sosro Bahu, sejatinya bukan barang baru, teknologi serupa pernah diterapkan saat pembangunan tol layang Cawang-Tanjung Priok. Namun, tol layang Jakarta-Cikampek menjadi tol layang pertama di Indonesia yang menggunakan baja. Penggunaan komponen baja mencapai 40% dari total panjang tol.